Kenali Risiko Diabetes Sebelum Berpuasa

diabetesKenali Risiko Diabetes Sebelum Berpuasa - Di Indonesia terdapat kurang lebih ada 25 juta penderita diabetes mellitus, sedangkan di Jakarta 1 dari 7 orang mengidap penyakit diabetes. Dan jumlah ini belum termasuk dengan orang yang memiliki faktor risiko.

Penyakit diabetes adalah gangguan penggunaan glukosa yang terjadi di dalam tubuh. Diabetes tidak terjadi secara begitu saja. Sebelum seseorang didiagnosis menderita diabetes, mereka mengalami fase normal, lalu meningkat menjadi prediabetes dan akhirnya menderita diabetes.

"Untuk penderita diabetes yang dikhawatirkan saat melakukan puasa adalah gula darah turun di bawah normal (hipoglikemia), gula darah naik di atas normal (hiperglikemia) dan timbul komplikasi yang bisa membahayakan," ujar Dr. Dante Saksono H, SpPD, PhD dalam acara Simposium Mini 'Tetap Sehat dan Bugar Selama Bulan Ramadhan' di Aula FK-UI RSCM, 19 Agustus 2009. Dr. Dante membagi pasien diabetes menjadi tiga kategori risiko, yaitu:

Pasien diabetes risiko rendah, pasien ini biasanya terkontrol dengan diet, terkontrol dengan obat oral tunggal dengan baik dan stabil dan tidak ada komplikasi yang berat. Biasanya kelompok ini diperbolehkan untuk melakukan puasa.
Pasien diabetes risiko sedang, pasien ini tinggal sendiri dan menggunakan insulin serta memiliki kondisi kesehatan yang terganggu, harus bekerja fisik yang berat, menggunakan insulin dosis tunggal, menggunakan obat oral kombinasi atau berusia lanjut. Kelompok ini boleh melakukan puasa, tapi harus mendapatkan kontrol dari dokter dan rajin berkonsultasi.

Pasien diabetes risiko tinggi, mengalami diabetes tipe 1, menggunakan insulin dosis tinggi atau dosis terbagi, mengalami sakit yang berat, sedang hamil dan mengalami komplikasi. Kelompok ini sebaiknya tidak melakukan puasa, kalaupun ingin berpuasa harus mendapatkan kontrol yang ketat dari dokter.

Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh penderita diabetes adalah:

Jangan memaksakan diri, sebaiknya buatlah perencanaan dengan dokter sebelum melakukan puasa dan diusahakan tidak ada komplikasi yang berbahaya.

Siasati pola makan yang baik, konsumsilah karbohidrat kompleks seperti nasi atau roti saat sahur dan waktu berbuka dikombinasikan dengan diawali karbohidrat sederhana seperti kurma atau teh baru dilanjutkan dengan karbohidrat yang kompleks atau sulit dicerna.

Aturlah waktu dan dosis obat, ada beberapa obat yang bisa membuat hipoglikemia, jadi sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter obat apa yang baik diminum saat sahur dan saat berbuka. Jika hanya ada satu obat yang diminum pagi hari maka sebaiknya diminum saat berbuka puasa. Untuk penggunaan insulin tunggal sebaiknya digunakan saat berbuka dan dosisnya dikurangi 10 persen.

Cegahlah dehidrasi, gula darah yang tinggi bisa memudahkan seseorang terkena dehidrasi. Tapi jangan minum terlalu banyak saat sahur, melainkan lebih baik minum secara bertahap sejak saat berbuka hingga sahur.
Ketahuilah tanda-tanda komplikasi, komplikasi yang terjadi bisa akibat hipoglikemia atau hiperglikemia. Cek gula darah pada minggu pertama secara teratur tiga kali sehari saat jam 8, 12 dan 17, jika gula darah terkontrol dengan baik bisa melanjutkan puasa. Jangan melanjutkan puasa jika gula darah tidak terkontrol dengan baik dan lakukan konsultasi dengan dokter.

Untuk pasien diabetes bisa melakukan puasa, asal dilakukan secara terencana dan terpantau dengan baik.detikhealth

Share this:

Tidak ada komentar